Oleh: Sukmahadi
Ilustrasi (Danang Kawantoro)
dakwatuna.com - Ikhwan akhwat yang sedang mencari pendamping hidup bacalah
uraian berikut… Malu bertanya sesat di jalan…
Ikhwan, jika kalimat ikhwan dicerna
dari segi bahasa Arab maka akan berarti lelaki, namun Negara kita Indonesia
merupakan Negara yang mempunyai bahasa resmi yaitu bahasa Indonesia, olehnya
itu jika masyarakat mendengar kata ikhwan itu berarti sangat erat kaitannya
dengan agama Islam, dengan demikian, pengertian ikhwan adalah lelaki yang
senantiasa taat menjalankan Agama Allah, syariat Islam, dan melaksanakan
perintah Allah serta menjauhi laranganNYA.
Ikhwan yang bersifat insani tentunya
mengidam-idamkan wanita, yang bakal memperkokoh keimanan kepada Allah SWT,
seiring berkembangnya roda era globalisasi maka tentunya untuk menemukan wanita
yang benar-benar shalihah mungkin sudah sangat sulit atau jarang.
Ya, wanita shalihah, sebab telah
ma’ruf bahwa sungguh mulia wanita yang shalihah. Di dunia, ia akan menjadi
cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan umat. Para
ikhwan yang cerdas bakal memikirkan masa depan bukan dari segi dzahir saja
namun akan berpikir juga masa depan dunia dan akhirat dengan memilih wanita
shalihah maka akan melahirkan anak shalih yang akan berbakti, mendoakan orang
tua jika sudah berpindah ke pangkuan ilahi. Nah, sekrang timbul pertanyaan,
seperti apakah wanita shalihah itu…?
Pengertian Wanita Shalihah
Rasulullah SAW dalam sabdanya, “Dunia
ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”.
(HR. Muslim). Wanita shalihah adalah wanita yang bertaqwa, yaitu yang taat pada
Allah dan Rasul-Nya. Wanita yang bertaqwa adalah selalu melaksanakan segala perintah
Allah dan Rasul-Nya dan menjauh diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah
dan Rasul-Nya. Jadi shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung
ketaatannya pada aturan-aturan Allah, baik sebagai seorang anak, seorang istri,
anggota masyarakat, dll.
Jika wanita shalihah ada di belakang
para lelaki mukmin di dunia ini, maka kita akan melihat kebangkitan dunia Islam
untuk mampu memimpin dunia, seperti baginda Rasul di belakang beliau terdapat
wanita shalihah ummul mukminin Khadijah Radhiyallahu anha.
Wanita adalah tiang Negara. Bayangkanlah, jika tiang penopang bangunan itu rapuh, maka sudah pasti bangunannya akan roboh dan rata dengan tanah. Tidak akan ada lagi yang tersisa kecuali puing-puing yang nilainya tidak seberapa.
Wanita shalihah akan selalu berusaha
melaksanakan syariat Islam dengan sepenuh kekuatan imannya. Dia akan
mendekatkan diri kepada Allah (taqarrub ilalloh) dengan memperbanyak ibadah
baik yang wajib maupun yang sunnah, menghiasi dirinya dengan akhlaqul karimah,
bergaul dengan sesama manusia dengan muamalah yang sesuai syariat Islam, serta
selalu memelihara diri agar tidak berbuat maksiat (perbuatan yang dilarang
Allah dan Rasul-Nya).
Kriteria Wanita Shalihah
Wanita shalihah menjaga kecantikan
dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa
malu sehingga segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Wanita
shalihah terlihat dari perbuatannya selalu berusaha sesuai dengan syariat
Islam, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits nabi. Al-Quran surat An-Nur: 30-31,
Allah SWT memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa
mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.
“… Maka wanita shalihah ialah yang
taat kepada Allah serta memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karena
Allah telah memelihara (mereka) …”
(QS. An-Nisa’: 34)
Wanita shalihah akan terus berusaha
menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya,
Wanita shalihah adalah wanita yang
mampu memelihara rasa malu, malu kepada Allah jika melanggar aturan-aturan
Allah dalam Al-Qur’an terutama saat ini seakan akan manusia selalu mengejar
model pakaian tanpa menghiraukan apakah modelnya sudah sesuai dengan syariat
Islam atau tidak. Wahai saudari-saudariku yang cantik, yang manis, malulah
kepada Allah dan jangan mempermalukan dirimu sendiri atau menzhalimi diri
sendiri, jika sudah paham bahwa menutup aurat, taat kepada suami, orang
tua maka jangan pernah merasa malu untuk melaksanakannya sebab itu jalan
menuju syurga Allah SWT.
Banyak wanita bisa menjadi sukses, tetapi
tidak semua bisa menjadi shalihah, bahkan wanita bisa menjadi fitnah terbesar
bagi kaum laki-laki, yang membuat laki-laki semakin menjauh dari Allah dan
menyeret mereka ke jurang neraka jahannam, na’u dzubillahi min dzaaliik. Begitu
pula dengan sebaliknya banyak lelaki yang bisa sukses tetapi tidak semua bisa
menjadi lelaki shalih.
Sekarang para ikhwan, jika ingin
memilih wanita untuk dijadikan sebagai pasangan hidup makan pilihlah sesuai
dengan wasiat Rasulullah dalam sabdanya:
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa
Sallam berwasiat untuk memilih wanita yang memiliki dien (agama) yang baik
sebagai ukuran keshalihan seorang wanita. Bukan kecantikan, kedudukan, atau
hartanya.
Wahai para Ikhwan ataupun akhwat
ketahuilah bahwa wanita yang menjadi idaman seorang ikhwan adalah, wanita yang
berkriteria seperti berikut:
Dari Abu Hurairah Rhodiyalloohu
‘Anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Wanita dinikahi
karena empat hal: karena hartanya, kedudukannya, kecantikannya, dan karena dien
(agama)-nya. Maka pilihlah yang memiliki dien (Agama) maka engkau akan
beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Nah… bagi ikhwan yang sedang dalam
pencarian pasangan hidup tidak usah bimbang, bingung, mau jadi orang yang
beruntung…? Pilihlah seperti yang diwasiatkan Rasulullah di atas, insya Allah
itulah yang terbaik.
Dan bagi Akhwat yang disayangi oleh
Allah mau jadi wanita pilihan para Ikhwan maka peliharalah, hiasilah
kehidupanmu dengan Syariat Islam senantiasalah Istiqamah menjalankan Agama
Allah jangan risau soal jodoh sebab semuanya sudah ditentukan oleh Sang Maha
Pencipta, dan jangan terbawa arus model-model kehidupan yang tidak termaktub
dalam syariat.
Ketahuilah bahwa Ikhwan sangat
menyukai wanita shalihah, bersifat penyayang, perhatian, lemah lembut, cantik, tidak
pemarah, dan tentunya memakai jilbab yang syar’i.
Sungguh mulia wanita yang shalihah.
Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan
generasi dambaan umat.
Sebelum penulis mengakhiri goresan
ini sebuah tetesan tinta dari Negeri Seribu Benteng Maroko, mohon maaf jika
terdapat kesalahan. Tak ada niat lain melainkan hanya untuk saling
mengingatkan, semoga bermamfaat. Wallahu A’lamu Bishowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar